PERKATAAN BAIK DALAM ISLAM
Perkataan
yang baik adalah yang disukai Allah. Sebaliknya, perkataan yang buruk
adalah yang dibenci-Nya. Perkataan yang baik adalah perkataan yang
mengandung kebenaran dan manfaat. Setiap orang diwajibkan untuk berkata
yang benar dan tidak boleh berbohong. Orang harus jujur dalam
perkataannya! Selain itu, setiap perkataan harus mengandung manfaat.
Kalau sekiranya seseorang mengetahui bahwa perkataannya tidak akan
membawa manfaat, bahkan akan menimbulkan mudharat atau bahaya, maka
wajib perkataan tersebut wajib ditinggalkan.
مَن
كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعاً إِلَيْهِ
يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ
أُوْلَئِكَ هُوَ يَبُورُ
Barangsiapa
yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka
azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur. (Q, s. Fathir / 35:10)
Zaman
ini$ --rasa-rasanya-- susahnya menemukan orang yang berkata baik sama
dengan mudahnya menemukan orang yang berkata buruk. Sepertinya semakin
sedikit saja orang yang mampu mengendalikan lidahnya. Banyak contoh
orang yang menderita atau apes akibat perkataannya sendiri.
Betapa banyak orang yang tergelincir karena lisannya. Itulah sebabnya,
mengapa dalam Islam dikatakan,
سَلاَمَةُ الإِنْسَانِ فِى حِفْظِ اللِّسَانِ
Keselamatan seseorang tergantung pada bagaimana menjaga lisannya.
أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ
طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ. تُؤْتِي
أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ. وَمَثلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ
كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ الأَرْضِ مَا لَهَا مِن
قَرَارٍ. يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ
وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَآءُ
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon
yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi;
tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Q, s. Ibrahim/14:24-27)
Bagi
orang mukmin menjaga lisan adalah bagian dari sikap hidupnya. Orang
muslim, yang benar-benar muslim, bukan muslim musiman atau muslim KTP,
ia hanya akan berkata yang baik-baik saja dan meninggalkan semua
perkataan yang buruk. Jika masih didapati ada orang muslim yang berkata
tidak baik, maka keislamannya belum dapat dikatakan sempurna.
Memang,
sebetulnya kemampuan berkata baik itu termasuk hidayah dari Allah
S.w.t. Artinya orang yang mampu berkata baik, maka ia sedang mendapat
hidayah dari Allah S.w.t.
وَهُدُواْ إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ وَهُدُواْ إِلَى صِرَاطِ الْحَمِيدِ
Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji. (Q, s. al-Hajj/22:24)
Dalam hadits Nabi S.a.w juga disebutkan:
ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخرِ فلْيَقُلْ خيراً أو ليَصمُت (رواه البخاري)
Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia
berkata yang baik-baik saja, atau (kalau tidak bisa berkata baik) lebih
baik diam. (HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar